
Jateng,- (Nawacitalib.com)
95 tahun sudah Nadlatul Ulama (NU) hadir di tengah masyarakat. Bahkan, NU lahir ketika Indonesia belum resmi menjadi sebuah negara.Sepak terjang yang hampir genap satu abad itu, membuat NU terus mencetak kader-kader yang turut berkontribusi untuk Indonesia. Peran itu pula yang tidak dinafikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.“NU telah banyak memberikan kontribusi terhadap semangat nasionalisme. Organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim Asyari ini berperan dalam menjaga NKRI dan mengedukasi masyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai agama,” ujar Ganjar,Untuk itu, ada banyak hal yang menjadikan NU berhak mendapat penghormatan di hari lahirnya.
Kemunculan Hari Santri, kata Ganjar, juga sebagai wujud penghormatan terhadap NU. “Hari Santri itupun wujud penghormatan negara terhadap NU yang telah memberikan semangat nasionalisme,” paparnya.
Ganjar sendiri mengaku selama ini telah menjalin komunikasi dengan NU. Baik secara personal tokoh maupun struktural organisasi. Bahkan hingga ke badan otonom (banom) NU, seperti Ansor, IPNU dan IPPNU.
Ia mengemukakan, selalu melibatkan kalangan tokoh agama dalam menentukan kebijakan dan arah pembangunan. “Iya, kita selalu melibatkan tokoh agama. Kita juga memberi perhatian pondok pesantren serta guru-guru,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengaku terenyuh dengan banyaknya kiai dan ulama yang meninggal karena Covid-19. Untuk itu, perlu ada gerakan saling menjaga terutama di kalangan pondok pesantren. “PBNU telah merilis jumlah kiai yang meninggal cukup banyak, jadi ini menjadi perhatian kita,”
Pihaknya sendiri telah mencanangkan program “Jogo Santri Jogo Kiai” dari pengembangan “Jogo Tonggo”, sebuah gerakan dalam melawan pandemi di Jawa Tengah.
“Maka ada Jogo Tonggo yang kemudian muncul Jogo Santri Jogo Kiai, seperti yang disampaikan Pak Wagub (Taj Yasin). Ini agar saling menjaga secara bersama, sekaligus agar terjadi perubahan perilaku dan kebiasaan baru,”
(Red)