
Gresik,- (Nawacitalib.com)
Penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat bertempat di wahana ekspresi Poesponegoro (WEP) yang dihadiri oleh Ir joko widodo , Dra.Hj.Khofifa Indar Parawansa.M.Si.(Gubenur jawa timur) Para Menteri , Ir.Dr Sambari Halim Radianto , ST. M.Si. (Bupati Gresik) Letkol .Inf. Budi Handoko (Dandim 0817) AKBP Kusworo Wibowo SH. SIK.MH (Kapolres Gresik) H. Fandi Ahmad Yani SH (Ketua DPRD Gresik) I Ketut Rusnaya (Direktur produksi petrokimia) dan para Tokoh Agama ,Senin, 27/01/2020.
Presiden Jokowi menghitung nilai jumlah Penerima Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Sertifikat Tanah sebanyak 2020 di Jawa Timur sebagai upaya memberikan hak Hukum bukti Kepemilikan Tanah kepada Masyarakat Penerima Sertifikat di lima wilayah, yakni ( Surabaya, Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Bangkalan ) Jawa Timur.
“Penyerahan Sertifikat langsung ‘Ditodong’ Warga Paciran yang bernama Bapak Ashadi Iksan sebuah sepeda gunung untuk Anak-Anak.
Seperti biasa saat memberikan sambutan di setiap kunjungan kerjanya ke daerah, Presiden Jokowie selalu memanggil warga untuk berdialog langsung dengannya Pukul, 15.20 wib.
“Hal yang sama juga dilakukan oleh orang nomor satu di Indonesia ini, saat penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat dan
Dua warga yang beruntung diminta Joko Widodo ke panggung Ibu Atika dari Desa Tambakwedi, Kota Surabaya, dan Bapak Jawawi dari Paciran, Kabupaten Lamongan.
Bedanya Ibu Atika mewakili warga yang bakal menjaminkan surat sertifikatnya ke bank untuk modal usahanya Sedangkan Bapak Jawawi dari warga yang tidak menjaminkan sertifikat tanah.
“Tanah saya Luasnya 4.073 meter persegi. Tapi saya tidak ‘sekolahkan’ di bank Saya takut tidak bisa menganggsur cicilannya,” jawab Bapak Jawawi dengan lantang saat ditanya Presiden.
Lucunya, dialog dengan Presiden ketujuh belum juga kelar, Bapak Jawawi memotong perbicaraan “Nanti dapat sepeda ya, Pak?” tanyanya dengan enteng meluncur dari bibirnya.
Sontak, ribuan warga yang hadir dibuat tertawa Padahal, Atika lebih dahulu berdialog terkait pinjaman uang Rp20 juta dengan jaminan sertifikat lahan seluas 27 meter persegi di Tambakwedi.
Tak lama berselang, dua sepeda gunung didorong ke depan panggung. Jawawi dan Atika pun bergegas. Namun, Jokowi memanggilnya untuk memberikan foto kepada keduanya.
“Sudah dapat sertifikat gratis, dapat sepeda dan dapat foto. Yang membedakan adalah dalam foto ada logo istana Kepresidenan RI “. Kata Joko Widodo.
Meski begitu Jokowi berpesan kepada warga Penerima Sertifikat agar berhati-hati Saat di jadikan jaminan ke Bank. Harus benar benar dipertimbangkan secara matang. Sehingga tidak sampai memberatkan kita .
“Tolong dikalkulasi atau dihitung. Sanggup nggak nyicil setiap bulan. Jangan digunakan beli mobil atau motor. Harus dipakai modal usaha, investasi. Labanya ditabung dan dibelikan motor atau mobil,” ujar Jokowi.
Jokowi sendiri miris dengan kejadian di daerah Baik di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi maupun Papua, dan juga di Jawa Saat kunjungan selalu diwaduli sengketa lahan. “Saya minta Menteri Agraria supaya 2024 sertifikasi tanah di Indoensia selesai,” katanya.
Sementara itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil menyatakan, dengan tuntasnya sertifikat diikuti kenaikan pinjaman modal di bank dengan jamainan sertifikat.
“Di Jawa Timur pada 2018, pinjaman modal di bank dengan jaminan sertifikat naik. Bila sebelumnya Rp91 triliun, maka 2019 mencapai Rp109 triliun,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga bercerita terkait permasalahan yang ditemui setiap kunjungan ke hampir seluruh wilayah Indonesia, yakni masalah sertifikat tanah.
“Setiap, yang saya nggak senang, setiap saya pergi ke daerah, setiap saya pergi ke desa, pergi ke kampung, selalu yang masuk ke telinga saya, sengketa tanah, konflik lahan, konflik tanah, sengketa lahan, semuanya. Nggak di Sumatera, nggak di Jawa, nggak di Kalimantan, nggak di Bali, nggak di Sulawesi, nggak di Maluku, NTT, Papua, semuanya yang namanya sengketa tanah,” ungkapnya.
Maka dari itu, Jokowi mengatakan banyaknya jumlah warga yang belum menerima sertifikat tanah tak akan bisa diselesaikan jika pemerintah mengeluarkan sertifikat tanah hanya 500 ribu per tahun.
Karena, menurut catatan pemerintah, ada sekitar 80 juta sertifikat yang belum diterima warga dari total 126 juta sertifikat.
“Supaya Bapak Ibu semuanya ketahui, di tahun 2015, saya suruh hitung Pak Menteri BPN, coba seluruh Indonesia ada berapa sertifikat harusnya, yang keluar. Harusnya 126 juta sertifikat yang harus keluar, semua untuk seluruh rakyat. Tapi saat itu yang pegang sertifikat baru 46 juta. Artinya apa? Ada 80 juta sertifikat yang belum dipegang masyarakat, 80 juta,” ungkap Jokowie.
“Dan setiap tahun BPN hanya keluar 500 ribu sertifikat setahun, saat itu. Artinya apa? Bapak Ibu harus nunggu 160 tahun untuk dapat sertifikat. Kalau setahun hanya 500 ribu, kurangnya masih 80 juta berarti masih 160 tahun jadi sertifikat. Siapa yang mau? Tunjuk jari. Siapa yang mau nunggu 160 tahun ? Saya beri sepeda? Nunggu 160 tahun, silakan maju, beri sepeda, siapa yang mau Untuk itu mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta Menteri Anggraria dan Tata Ruang (ATR) untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut.
“Saya perintahkan pada Pak Menteri nggak bisa ini diterus-teruskan, setahun hanya 500 ribu. Tahun depan saya sampaikan, saya minta 5 juta (sertiikat tanah). Pak Menteri juga, ‘Pak, 10 kali lipat 5 juta itu’ Saya nggak mau tahu, yang paling penting keluar cepat, masyarakat pegang sertifikat Tahun depan 5 juta, tahun depannya lagi saya minta 2018, 7 juta. 2019 saya minta 9 juta sertifikat keluar Caranya gimana? Urusannya Menteri,” kata Jokowie.
“Kalau nggak keluar 9 juta, awas Sudah janjian dengan saya Tapi Pak Menteri juga sama perintah ke kantor kantor Provinsi, kantor-kantor Kabupaten, ‘Nih targetmu sekian, targetmu sekian. Kalau nggak selesai, sebelum saya dicopot, tak dicopot duluan’,” ucap Jokowie yang disambut dengan sangat gembira.
(Hdk/Etk)