
Jakarta,-
(Nawacitalib.com)
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Jeong Kyeong-Doo. Salah satu yang dibahas soal kelanjutan proyek kerja sama pesawat tempur “Korean Fighter Experimental/ Indonesian Fighter Experimental (KFX/IFX)” yang dikembangkan kedua negara.
Menurut Menko Polhukam, kunjungan Menhan Korsel merupakan kunjungan biasa, yang salah satu menjadi perhatian, yakni melanjutkan pembicaraan tentang kerja sama alutsista pesawat tempur KFX/IFX. “Itu sekarang sedang dinegosiasikan dan vocal point dari Indonesia memang yang ditunjuk pak Prabowo selaku Menteri Pertahanan untuk berbicara antar-menteri pertahanan,” ujar Mahfud.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) tengah mengkaji kembali proyek kerja sama pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) yang digagas sejak beberapa tahun lalu. Apalagi pengadaan pesawat tempur berteknologi tinggi ini masuk kategori penting untuk kebutuhan pertahanan Indonesia.
Menurut pengamat militer Wibisono, pada tahun 2016 yang lalu Indonesia dan Korea Selatan menandatangani nota kesepahaman MOU produksi dan pemasaran jet tempur jenis KF-X.
Kesepakatan antar Korea Selatan dan Indonesia untuk bekerja sama dalam proyek pengembangan jet Tempur jenis KF-X ini ditandatangani oleh pemerintah. Nantinya, PT Dirgantara Indonesia akan menjadi pelaksananya.
“Dalam siaran persnya Kementerian Pertahanan Korsel menyebutkan, Indonesia akan mendapatkan 50 pesawat tempur dengan menanggung 20 persen biaya pengembangan proyek senilai miliaran dollar.,” ujar wibisono menanggapi pertanyaan wartawan di jakarta minggu pagi (15/12/2019).
Pembina Advokat Bangsa Indonesia ( ABI) Wibisono, SH,MH , mengatakan kerja sama ini penting untuk Indonesia karena membuat pesawat tempur memerlukan kemampuan, biaya dan pengalaman secara teknis.
Lanjut wibi, kerjasama ini menguntungkan dan strategis bagi Indonesia karena korea selatan memiliki kemampuan dan pengalaman dalam membuat pesawat tempur,apalagi secara politikpun hubungan dengan korea selatan selama ini sangat mesra.
Sebelumnya, kerja sama proyek pembuatan pesawat juga dilakukan oleh PT DI dengan Perusahaan Spanyol untuk membuat CN 25, kata Wibi.
Korsel telah meluncurkan proyek produksi jet tempur buatan dalam negeri tahun 2000, Korsel berencana menonaktifkan semua jet tempur F-4 dan F-5 pada 2020, pungkasnya.
(Dd)